Majalah PHI ( Politik Hukum Indonesia ) Hukum, Politik dan Berita Nasiaonal Mingguan.

Rabu, 15 Oktober 2014

Kericuhan di Hong Kong, seolah Jokowi dicurangi




 Timses Prabowo - Hatta Fahri Hamzah melihat kericuhan saat pencoblosan di Hong Kong sebagai sebuah grand design. Tujuannya satu, yakni membuat seolah-olah Kubu Jokowi - JK dicurangi.

Fahri mengaku sudah mendapatkan informasi sebenarnya soal kasus di Hong Kong itu. Menurut dia, tidak ada kecurangan pemilu di sana.

"Saya barusan mengecek ke petugas di Hong Kong enggak ada itu. Seolah-olah mereka dicurangi seluruh dunia enggak bener," ujar Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Senin (7/7).

Dia melihat tidak ada celah untuk melakukan kecurangan dalam pemilu. Termasuk dugaan salah satu komisioner KPU Sigit Pamungkas yang memihak kepada Prabowo - Hatta.

"Mana mungkin itu kejadian, lagi enggak mungkin telanjang mata pejabat curang, itu mustahil, KPU bukan eksekutif, komisioner diangkat bergantian setiap lima tahun," imbuhnya.

Oleh sebab itu, dia mengimbau agar kubu Jokowi - JK jangan mendramatisir seolah terjadi kecurangan. Karena hal itu tidak baik bagi demokrasi Indonesia.

"Jangan mendramatisasi kecurangan, tidak baik bagi kelancaran pemilu kita," cetusnya. (Merdeka.com -politik)

Kadin: Visi Misi Kedua Capres Belum Jelas

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Carmelita Hartoto, mengaku masih belum melihat detail visi dan misi kedua kubu calon presiden. Sebab menurutnya dialog yang diadakan oleh Kadin waktunya sangat terbatas. Sehingga baik pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa maupun Joko Widodo-Jusuf Kalla belum detail memaparkan visi misinya.

"Sama saja, masih belum jelas. Bagaimana cara mendapatkan semua dalam waktu segitu? Belum ada kesimpulan yang benar-benar konkret, terutama untuk konektivitas kalau kita berbicara tentang transportasi," kata Carmelita seusai acara "Dialog Kadin dengan Capres dan Cawapres 2014" di Jakarta Theater, Jumat malam 20 Juni 2014.
Memang, ujar dia, dialog bersama dua kubu capres dan cawapres ini berupa kerangka visi dan misi. "Kalau salah satu dari mereka menang, kami akan ajak bicara. Kami pengusaha, yang menjalankannya sehari-hari," tutur pengusaha ini.
Meski demikian, Carmelita menilai kedua kubu merupakan pihak yang memahami dan mendukung dunia bisnis. "Kedua-duanya sama-sama probisnis," kata dia.
Sementara itu, tim sukses pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Maruarar Sirait, mengklaim pasangan tersebut mencari upaya majukan dunia bisnis di Indonesia. Alasannya, keduanya berlatar belakang bisnis.
"Mereka ini kan, pengusaha dan bagian dari pengusaha Kadin. Jelas, bahwa negara harus membela, adil dengan pengusaha kecil dan besar. Kan harus dibantu," kata dia.
Maruarar menilai Jokowi dan JK memahami dunia bisnis dan kendalanya. Misalnya, sulitnya perizinan bagi pengusaha untuk memulai dan berekspansi.
"Mereka tahu bagaimana perizinan harus dipermudah. Jangan terlalu lama, terlalu panjang, dan mahal," kata dia.
Anggota Komisi XI DPR RI ini mengatakan bahwa pasangan tersebut berpihak kepada sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Jokowi-JK berjanji mengalirkan dana untuk sektor tersebut. "Bantuan permodalan, terutama bagi UKM. Jangan buat bunga yang tinggi buat UKM," kata dia.
Maruarar mengatakan bahwa pasangan ini juga akan memperhatikan petani dan nelayan. Caranya memberikan subsidi kepada mereka. (viva - news / Politik)

Cerita Prabowo Tentang Ahok yang Pernah Ketakutan Bertemu Dirinya

Jakarta - Capres Prabowo bercerita tentang pengalamannya saat pertama kali bertemu Plt Gubernur Basuki T Purnama. Katanya, sosok yang akrab disapa Ahok itu pernah ketakutan bertemu dirinya. Kenapa?

Diceritakan Prabowo, ketika itu dirinya sedang mencari figur yang pas memimpin Jakarta. Ia pun mendapat rekomendasi dari staffnya untuk memanggil Ahok yang kala itu masih menjadi Bupati Belitung Timur.

"Katanya 'pak ini ada yang bagus, dia bupati di Belitung Timur'. Maling nggak? 'nggak pak nggak maling'. Bagus. panggil dia," demikian kata Prabowo menirukan kembali perbincangannya dengan sang staff.

Sang staff melanjutkan."'Tapi ada masalah pak'. Apa masalahnya? 'Dia Cina pak'. 'Tapi dia bupati di Belitung Timur, dia masyarakatnya 90 persen Islam'. Oh bagus dong.'Tapi ada masalah kedua pak'. Apa lagi masalah keduanya? 'Dia kristen'.

Mendengar penuturan staffnya itu, Prabowo pun mengambil sikap. Ia memutuskan untuk tetap memanggil Ahok untuk dicalonkan menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta.

"Logika saya, kita negara Pancasila. Kalau kita Bhinneka Tunggal Ika, kita harus berani. Coba panggil dia (Ahok) ketemu," tukas Prabowo.

Di forum itu, Prabowo salah menyebut nama Ahok. "Akhirnya dia saya calonkan, saudara Basuki Cahyadi," Ratusan orang di tempat itu pun berusaha mengoreksi ucapan anak begawan ekonomi Soemitro Djojohadikoesoemo itu,

Sadar dirinya salah menyebut nama Ahok, Prabowo pun berkelit. "Cahya? Ya pokoknya Ahok lah," Suara tawa disertai tepuk tangan riuh para tamu undangan pun pecah seketika.

Diceritakan Prabowo, ada cerita menarik saat dirinya pertama kali memanggil Ahok untuk menghadap. Katanya, suami dari Veronica itu sempat ketakutan.

"Agak lucu, setelah itu Ahok cerita ke teman-teman dan sampai ke telinga saya. 'Waduh, aku dipanggil pak Prabowo takut juga'. Saya heran, kenapa takut kalau dipanggil Prabowo. katanya (Aok) takut dimintain uang," kisah Prabowo. Tawa para tamu undangan pun lagi-lagi pecah.

Ditambahkan Prabowo, dirinya bersyukur Ahok kini bisa menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta. Ia pun menilai kinerja Ahok selama ini cukup baik.

"Dia (Ahok) lumayan sekarang berkarya sebagai Wakil Gubernur di DKI. kalau gubernurnya ceritanya agak lain. pada saat di tempat lain nanti saya cerita, soalnya banyak televisi," celetuk Prabowo.

Prabowo pun mengakhiri pidatonya di depan Himpunan Indonesia Tionghoa. Standing applause dari ratusan tamu undangan di tempat itu mengiringinya saat turun dari panggung. (Detik.com/politi)

Prabowo dan Joko Widodo Kembali Berdebat di Akhir Pekan



Komisi Pemilihan Umum telah menggelar debat calon presiden edisi kedua semalam. Debat edisi ketiga rencananya akan digelar di Balai Kartini Jakarta, Minggu 22 Juni 2014.

"Itu temanya politik internasional dan ketahanan nasional," kata Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah di kantornya, Senin 16 Juni 2014.

Seperti debat edisi kedua semalam, Ferry mengatakan debat pada edisi ketiga hanya akan dihadiri para capres. Baru pada sesi yang keempat akan digelar debat cawapres. Lalu ditutup oleh pasangan capres dan cawapres pada edisi kelima atau terakhir.

"Debat pertama dan kedua sudah kita lalui. Insya Allah debat ketiga, keempat, kelima ini lebih baik lagi," ujarnya.

Terkait moderator, KPU sejauh ini belum menentukan. Mereka tengah menginventarisir nama-nama dan menyusun persiapannya. "Nanti kita akan sampaikan kepada masing-masing tim kampanye untuk disepakati," jelasnya. VIVAnews - politik